Selasa, 26 Juni 2012

Zero is Hero


Zero is Hero

Anda tahu konsep angka "0" berasal dari mana?

Menurut sejarah, konsep "0" berasal dari Peradaban Hindu. Di mana peradaban besar lainnya pada saat itu belum mengenal konsep tersebut.

Bangsa Eropa mengetahui pertama kali konsep "0" dari peradaban Islam yang berpusat di Baghdad pada masa kejayaannya kira-kira antara tahun 750  - 1258 Masehi. Karenanya sistem angka internasional yang kita kenal sekarang disebut Angka Arab (Arabic Numerals), yang kemudian direvisi menjadi "Hindu-Arabic Numerals".

Lalu apa pentingnya jika terdapat konsep "0" dalam sistem angka?

Sangat teramat penting, bahkan dapat dibilang vital. Bangsa India-Pakistan pada peradaban di sungai Indus menggunakan angka bukan hanya untuk kepentingan Matematis seperti arsitektur, perbintangan, dan perhitungan lainnya. Namun mereka juga menggunakannya dalam Spiritualisme.

Perbandingan peradaban yang dibangun dengan sistem hitung yang belum mengenal konsep "0" dengan peradaban di lembah sungai Indus pada saat itu teramat jauh. Anda bayangkan kalau harus menghitung perencanaan arsitektur bangunan maupun astronomi dengan sistem angka Romawi, memusingkan dan amat tidak praktiskan?

Coba saja ajarkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang kita pelajari di SD dengan sitem angka Romawi maupun sistem angka 1 - 10 di mana 10 bukan dua digit (1 dan 0) melainkan hanya 1 digit. Pasti jauh lebih mudah jika menggunakan konsep 0 bukan?

I. Angka Biner dan Teknologi Digital

Pada saat saya mengetikkan catatan ini pada keyboard di depan saya, yang terhubung dengan CPU, kemudian server, dan lalu ke komputer anda, semuanya terjadi dikarenakan kita sekarang mengenal konsep "0". Bilangan biner yang merupakan basis sistem digital pada masa ini hanya menggunakan 1 dan 0. Dari ada (1) dan tiada (0) yang tersusun menjadi sandi biner itu kita dapat melihat tayangan gambar yang jelas dan suara yang jernih. Internet, perdagangan online, informasi real-time, perhubungan,dan semua basis kehidupan yang kita sebut canggih dan modern ini bergantung pada 1 dan 0.

Ternyata yang pada permukaan begitu berwarna, beraneka ragam, pada tingkat dasar hanyalah perbedaan biner ada (1) dan tiada (0).


II. Fisika Astronomi

Kemudian anda tahu berapa total energi Alam Semesta kita?

Menurut para fisikawan sekarang. Total energi alam semesta adalah 0.

Mengapa 0?

Karena di semesta ini terdapat 2 jenis zat: Materi dan Anti-Materi. Kedua jenis bahan tersebut saling melenyapkan satu sama lain. Massa hanyalah merupakan energi yang terpusat.




RodaDharma
III. Buddhism

Ajaran spiritual terutama yang berasal dari Timur menekankan bahwa dunia fisik yang kita lihat sekarang tidak lebih hanyalah ilusi. Bahwa yang sebenarnya nyata hanyalah spirit. Dinyatakan belakangan oleh peradaban barat bahwa kita adalah mahluk spiritual yang mengalami pengalaman fisik bukan mahluk fisik yang mengalami pengalaman spiritual.

Dapat dinyatakan keseluruhan alam semesta ini dan kehidupan kita di sini tidak berarti kecuali kita pergunakan untuk menemukan "jalan pulang" ke tempat asal kita di mana ketiadaan (0) dari segala konsep yang kita kenal di kehidupan kita di alam manusia. Ketiadaan apa-apa (0) namun merupakan kesempurnaan yang sempurna adalah Nirvana. Nirvana bukanlah surga, karena surga walau dilihat indah hanyalah persinggahan sementara yang masih dipenuhi kemelekatan dan ketidaktahuan.

Nirvana berarti padam. Padam dari kemelekatan, penolakan, dan dengan sendirinya padam dari ketidaktahuan. Tidak ada keinginan, kebutuhan, kekurangan. Tidak ada perbedaan, ruang dan waktu. Tidak ada tua, muda, pria, wanita, hewan, tumbuhan, mutlak tiada perbedaan. Semua satu (Oneness), di mana 1 dan 0 bahkan tidaklah berbeda. Dimana keberadaan dan kesadaran adalah sama. Sesungguhnya tiada konsep yang dapat menggambarkan Nirvana karena Nirvana sendiri adalah ketiadaan konsep sama sekali. Nirvana hanya baru dapat dimengerti jika kita dapat mencapainya. Yang ada hanyalah penerangan menujunya bukan menjelaskannya.





 IV. Fisika Quantum

Fisika Kuantum menelaah objek fisik pada tataran kuantum. Ini yang membedakan dengan Fisika Newton yang menelaah objek fisik baru pada tataran atom. Kuantum dapat diartikan materi terkecil yang bahkan tidak berupa materi lagi namun merupakan gelombang (string). Dikatakan bahwa "sesuatu" yang menyusun seluruh objek fisik yang kita ketahui adalah "sesuatu" yang sama hanyalah berbeda intensitasnya. Dengan kata lain, zat dasar yang membentuk tubuh anda dengan zat dasar yang membentuk sebuah bintang di Galaksi Andromeda adalah sama. Yaitu energi. Lalu energi hanyalah gelombang dengan variasinya masing-masing.

Namun yang jadi pokok pembicaraan kita sekarang tidak terdapat pada tataran materi tersebut. Namun pada "yang mempersepsikannya", kita. Di sini bertemunya sisi ilmiah dengan spiritualisme terutama yang berasal dari timur bahwa pikiranlah yang membentuk materi tersebut. Dengan kata lain semua dunia materi yang semula kita anggap nyata adalah sebuah persepsi di pikiran kita dengan kata lain 0.
Untuk lebih mengetahui tentang dunia fisik menurut Fisika Kuantum dapat dilihat di sini.



V. The Matrix (Film)

Anda masih ingat scene pada film the matrix tentang Neo (Keanu Reeves) yang keheranan akan seorang anak laki-laki yang dapat membengkokkan sendok logam? Apa yang anak laki-laki itu jawab? "Kalau kamu sadar bahwa tidak ada sendok, yang ada hanyalah pikiranmu, kamu dapat melakukannya."

Berikut saya cantumkan salah satu kutipan favorit saya;
"What is real? How do you define real? If you're talking about what you can feel, what you can smell, what you can taste and see, then real is simply electrical signals interpreted by your brain."


Kesimpulan:

Zero is Hero

Dengan mengenal bahwa sesuatu yang kita anggap tidak ada dapat begitu berarti dalam kehidupan kita, pemahaman tersebut dapat mengajarkan kita bahwa semua yang kita perbuat di kehidupan ini bahkan tidak ada artinya kalau kita tidak menggunakannya untuk bertumbuh. Bertumbuh berarti semakin dekat dengan "pulang", tempat kita berasal. Di mana tidak ada konsep-konsep yang membatasi sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Statistik