Rabu, 27 Juni 2012

Profesor dan Seorang Mahasiswa

Terjadi sebuah perdebatan antara Profesor dan salah seorang Mahasiswa.
Berikut hasil percakapannya:
Prof: "Apakah Tuhan menciptakan segala yg ada?"
Mahasiswa: "Betul, Dia yg menciptakan semuanya."

"Tuhan menciptakan smuanya??" tanya profesor sekali lagi.
... ... "Ya prof, semuanya," kata mahasiswa itu.
Prof: "Jika Tuhan mnciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan..."
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis profesor tersebut.

Ada mahasiswa lain berkata, "Prof,
boleh saya bertanya sesuatu ?"
"Tentu saja," jawab si Profesor.

Mahasiswa : "Prof, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu ? Tentu saja dingin itu ada."
Mahasiswa itu menyangkal, "Kenyataannya, Prof, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas.
Suhu-460F adalah ketiadaan panas sama sekali dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas".

Selasa, 26 Juni 2012

Zero is Hero


Zero is Hero

Anda tahu konsep angka "0" berasal dari mana?

Menurut sejarah, konsep "0" berasal dari Peradaban Hindu. Di mana peradaban besar lainnya pada saat itu belum mengenal konsep tersebut.

Bangsa Eropa mengetahui pertama kali konsep "0" dari peradaban Islam yang berpusat di Baghdad pada masa kejayaannya kira-kira antara tahun 750  - 1258 Masehi. Karenanya sistem angka internasional yang kita kenal sekarang disebut Angka Arab (Arabic Numerals), yang kemudian direvisi menjadi "Hindu-Arabic Numerals".

Lalu apa pentingnya jika terdapat konsep "0" dalam sistem angka?

Sangat teramat penting, bahkan dapat dibilang vital. Bangsa India-Pakistan pada peradaban di sungai Indus menggunakan angka bukan hanya untuk kepentingan Matematis seperti arsitektur, perbintangan, dan perhitungan lainnya. Namun mereka juga menggunakannya dalam Spiritualisme.

Perbandingan peradaban yang dibangun dengan sistem hitung yang belum mengenal konsep "0" dengan peradaban di lembah sungai Indus pada saat itu teramat jauh. Anda bayangkan kalau harus menghitung perencanaan arsitektur bangunan maupun astronomi dengan sistem angka Romawi, memusingkan dan amat tidak praktiskan?

Coba saja ajarkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang kita pelajari di SD dengan sitem angka Romawi maupun sistem angka 1 - 10 di mana 10 bukan dua digit (1 dan 0) melainkan hanya 1 digit. Pasti jauh lebih mudah jika menggunakan konsep 0 bukan?

Indah Tidak Harus Mewah


Seorang suami mencium kening istrinya. 

Banyak dari kita berpikir untuk merasakan keindahan hidup harus memiliki harta yang berlimpah dengan pasangan yang rupawan. Nggak salah sih. Tapi nggak sepenuhnya harus begitu.

Kalau kita masih muda dan masih memiliki banyak kesempatan untuk mewujudkannya, saya sangat menyarankan untuk memiliki standard hidup yang baik dari sisi materi dan pasangan hidup.

Tapi untuk sebagian dari kita yang memilih hidup sederhana bisa juga kok menikmati hidup ini seutuhnya. Contohnya foto di atas. Satu kata dari saya: So sweet! Amazing, saya sangat kagum mwlihatnya...

Mengapa hanya merasakan manisnya hubungan waktu masih pacaran atau pengantin baru. Mengapa hanya bisa menikmati hidup ketika pasangan kita masih muda dan cantik. Seperti seorang pria tua di atas. Dia dapat merasakan cinta dan keharmonisan dengan istrinya ketika usia mereka sudah senja dan nggak harus di kafe atau restoran mahal bro! Nggak juga mesti lihat Film romantis di Bioskop XX1. Yang penting cinta! itu namanya suami istri!

Setelah melihat foto diatas, saya berharap semoga makin banyak dari kita yang mampu mencintai tanpa syarat dan tanpa masa kadaluarsa seperti foto di atas... :)

Statistik